Rabu, 28 Desember 2011

Keberuntungan

Yahh...keberuntungan.
keberuntungan adalah hal penting dalam dunia fotografi.
foto yang semula biasa saja bisa menjadi luar biasa.
DiLihat sekilas foto tersebut hanyalah foto awan biasa.Tetapi bagi sebagian orang yang berjiwaseni.ia mengatakan 'Indah sekali' foto ini.
Karena moment-moment seperti ini langka sekali untuk di temui.

Alhasil...
foto yang saya ambil ini di beli oleh seseorang yang suka seni.
walau harga tak seberapa besar.Namun saya cukup senang.yaahhh...cukuplah buat beli Lensa Canon Yang berLabel 'L'.
mungkin teman2 sudah pada ngerti apa maksud 'L' pada Lensa.
Juka memang belum paham,Sekalian sajalah saya jelaskan ya.
'L' itu maksudnya adalah LUXURY alias Muahaaaall
hehehehehe...

Intinya Kalua mau dapat keberuntungan.Kita haruus sedia Payung sebelum Hujan.
aceciieee....
so' ie juga ..
Maksudnya gini.Setiap kita kemana-mana kita bisa menbawa kamera kesayangan kita.hehehe...
macam Jurnalis ya?
gak papalah.
yang penting kan bisa beruntung.
Apa lagi buat para pemula di dunia jepret menjepret seperti saya ini.
kemana2 gak Lepas dari Kamera.
sampek ke toilet aja saya pernah bawa.kenapa?
karena takut hilang.masalahnya di Toilet umum.
eettzzz....kok malah jadi ngomongin Toilet sihh..
maaf ya...

Ok lah...
mungkin itu saja tips dari saya untuk sebuah keberuntungan.
semoga bermanfaat.
Published with Blogger-droid v2.0.2

Selasa, 27 Desember 2011

Error 99 Pada Kamera Canon

Ini yang pernah saya alami.
kamera saya mengalami error 99.
sebenarnya banyak jenis Error pada kamera Canon.
tapi kali ini kita bahas dulu Err99.

buat temen2 yang kamera canonnya kena err99 Nggak usah bingung ngak usah Kelabakan.Pelan2 tapi pasti.
Jangan langsung main bawa ke yang bisa baikin kamera.Iya kalau dia MAHIRRRR..kalau dia taunya cuma setengah2 pegimane?udah kita bayar mahal2 kamera tak kunjung sembuh.
e'...
saya sarankan coba ikuti tips berikut:Insya allah...
1.Ambil camera anda.
2.Ambil penghapus pensil.Kalau gak punya sendiri.punya adik yang masih TK kan ada.Nah...klo bisa penghapus yang nempel di ujung pensilnya.Jangan yang terlalu besar.
3.Buka Lensa pada Body Kamera.
4.Bersihkan Contact Lensa dengan Penghapus yang tadi."hati2 serpihan penghapus jangan sampai masuk ke Lensa"
5.bersihkan pula Contact Body.sama seperti Contact Lensa.Tapi ini harus Extraaaa Hati2.
karenaaa...klo' serpihan penghapus masuk ke body kan sayang kameranya.Jadi kotor...
ia kalau tambah bagus.gimana kalau tambah rusak yang bagian Body.
6.Pasang kembali Lensa pada kamera.
7.Silahkan di coba!

Tapi....
namanya barang sudah Error.mungkin gak bisa bertahan lama.kalau kamera saya pas error 99 sih bertahan sampai 4 bulan.
lumayan..
bisa kumpulin Gocek buat beli lensa baru.
intinya.....Err99 itu pengaruh dari Lensa.
mungkin udah tua kali' lensanya.minta ade' baruuuuuuu
hehehehe...

well....
semoga bermanfaat dah..

Published with Blogger-droid v2.0.2

8 Langkah sebelum memotret:

Berbeda dengan pendapat yang popular, foto yang bagus bukan di dapat karena keberuntungan, tapi lebih ke pengambilan keputusan. Banyak hal yang perlu di pikirkan sebelum membuat sebuah foto. Untuk pemula, sulit rasanya harus memikirkan begitu banyak langkah. Tapi dengan latihan yang berkesinambungan, saya yakin kita akan dapat
melakukannya secara alami.
1. Temukan subjek yang menarik
Cobalah untuk memilih subjek yang menarik, misalnya di jalan-jalan yang sibuk, usahakan mengambil foto potret dari orang, sebuah bangunan, mobil atau sebuah aktifitas.Berhati-hatilah untuk tidak memasukkan terlalu banyak elemen dalam foto tersebut. Terlalu banyak detail akan
membuat orang yang melihat foto menjadi bingung tentang apa yang ingin Anda sampaikan.

2. Kualitas dan arah cahaya
Mengetahui kualitas dan arah cahaya sangat memperngaruhi suasana foto. Secara umum, ada tiga jenis cahaya Cahaya yang keras (hard light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif kecil / terkonsentrasi. Misalnya: cahaya matahari, lampu kilat kamera, senter.Cahaya (soft light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif besar. Contohnya soft box, reflektor, permukaan langit-langit.
Yang terakhir adalah cahaya yang menyebar (diffused
light). Cahaya model ini berasal dari sumber cahaya yang relatif sangat besar. Misalnya langit di saat mendung atau tertutup awan.
Arah cahaya (depan, belakang, samping, atas, bawah) juga merupakan aspek yang penting untuk memberikan kesan tertentu. Perhatikan baik-baik arah dan kualitas cahaya.Cahaya yang keras (hard light) memberikan suasana yang dramatis dan menonjolkan karakter subjek

3. Komposisi
Langkah pertama dalam membuat komposisi yang baik
adalah memulai dari memilih latar belakang. Latar belakang yang bersih / polos adalah langkah awal yang baik. Kemudian posisikan subjek dalam lapisan-lapisan. Aturlah sedemikian rupa sehingga komposisi foto terlihat menarik. Jika Anda baru memulai fotografi, Anda selalu bisa mempelajari rumus-rumus komposisi sebagai acuan. Banyak aturan komposisi yang bisa membantu Anda membuat komposisi yang menarik seperti rule of thirds, golden rasio, skala dan lain-lain.

4. Pilih bukaan / aperture
Bukaan lensa menentukan berapa banyak cahaya yang
masuk ke bodi kamera. Bukaan juga mengatur kedalaman fokus (depth of field). Semakin besar bukaan lensa, semakintipis kedalaman fokus dan sebaliknya. Kita harus menentukan apakah foto yang kita ambil memilikikedalaman fokus yang tipis atau dalam.Secara umum untuk foto potret, kita ingin kedalaman fokus yang tipis sehingga potret tersebut terlihat lebih artistik, sehingga bukaan yang kita pilih seharusnya besar. Tapi kalau kita foto pemandangan, kita biasanya ingin semua elemen dalam foto terlihat jelas dan fokus, maka bukaan yang kita pilih seharusnya kecil.

5. Pilih kecepatan rana / shutter speed
Kemudian, kita harus menentukan apakah kita mau
membekukan subjek foto, atau merekam pergerakan subjek. Bila kita ingin membekukan subjek, kita harus dengan mengeset shutter speed dengan teliti.
Untuk mencegah blur karena tangan + kamera kita
bergoyang, kita juga harus mengikuti aturan 1 / ukuran fokal lensa. Kemudian kita amati berapa cepat subjek foto bergerak. Subjek foto yang bergerak dengan kecepatan tinggi membutuhkan kecepatan rana yang sangat cepat.

6. Memilih lensa dan fokal lensa yang optimal
Tidak semua lensa itu menghasilkan hasil yang sama. Ada lensa lebar , lensa standard dan lensa telefoto. Setiap fokal lensa memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Lensa lebarmemberikan kesan dimensi, distorsi, dan kedalaman fokusyang dalam. Di lain pihak, lensa telefoto membuat foto menjadi dua dimensi (efek kompresi), membuat kedalamanfokus menjadi tipis dan membesarkan subjek yang jauh.Cobalah foto dengan lensa yang berbeda-beda dan fokal lensa yang berbeda-beda untuk semakin memahami efek-efek yang ditimbulkan tiap-tiap lensa.

7. Tentukan ekposur yang optimal
Kamera biasanya menentukan secara otomatis ekposur
yang optimal. Tapi kadang setting yang dibuat kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Misalnya, bila kita ingin membuat foto low key (foto yang bernuansa gelap) atau high key (foto bernuansa terang), kita harus mengatur settingkamera sendiri supaya optimal.
Tentukan setting eksposur kamera tergantung dari hasil akhir yang Anda visualisasikan dengan mode manual ataugunakan fungsi kompensasi ekposur, saat mengunakan setting otomatis atau semi otomatis (P,S ,A)

8. Timing
Putuskan juga apakah waktu dalam pengambilan gambar penting atau tidak. Untuk foto still life (subjek tidak bergerak), timing mungkin tidak terlalu penting. Tapi untuk candid terutama foto olahraga, timing menjadi sangat penting. Bila demikian, berlatihlah untuk bisa mengambil foto dengan timing yang tepat. Latihan antisipasi, kesabaran dan kuasailah kamera/alat fotografi Anda sehingga bisa mengambil foto dengan timing yang optimal.
Published with Blogger-droid v2.0.2

Pengalaman Pertama Pakai Mode Auto dan Manual

Dari dulu, saya gak pernah hobi foto, kamera juga ga punya, mau foto apa pun ga tau dengan jelas. Satu satunya alat foto yang saya miliki hanyalah kamera di handphone saja. Itu pun jarang digunakan. Hanya untuk dokumentasi Kalau lagi pas sama pacar doank.
dan itu pun cuma pencet satu tombol doank.tapi sekarang sudah tidak lagi pacaran sama si dia.tinggal foto2 si dia saja yang tersisa.
hehehehe....

kebetulan saat saya pulang kampung ketemu temen lama saya yang juga lupang kampung.ketemulah kami disana.Nah...temen saya ini bawa kamera Digital satu tas gede'.Terus dia ngajak saya buat Hunting bilangnya.
hhhmmm...hunting saja saya tidak tahu.
well...di jelaskanlah sama temen saya itu.
bla...bla...
akhirnya kami hunting di sebuah pantai.Namanya Pantai sekrat.Disanalah temen saya ngenalin sama saya yang namanya Kamera.
heeheHee...
Abis b'foto2..ya udah saya pinjam tu kamera..eee..gak bisa make saya ternyata.
yahh...sedikit2 di ajari sama dia dech..
udah bisa jepret sih.cuman asal doank.
saking kepincutnya...saya putuskan beli kamera sendiri dech.
udah punya kamera sendiri malah gak pernah ketemu lagi sama temen saya itu.
ooiaa lupa ngenalin namanya..
sebut aja Si Yoga.
ia yoga...pinter banget dah masalah kamera.
beberapa bulan saya pakai kamera cuma bisa pakai mode auto doang.
Masalahnya saya senang dan nyaman dengan mode Auto.
Dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, mode Auto
sangat mempermudah semua pengambilan gambar dan saya sangat senang dengan adanya kemudahan ini. Ada yang mudah buat apa cari yang susah.
hehehe...
karena pengen pinter akhirnya saya buka2 inet baca blog fotografi yang mengajarkan tentang cara setting
kamera secara manual. Saya bertanya-tanya sendiri,
mengapa orang-orang mau merepotkan dirinya untuk setting secara manual, jika kamera sudah tersedia mode Auto. Saya sendiri saat itu juga tidak merasa ada keinginan untuk belajar setting secara manual.
Banyak yang mengganggap remeh mode Auto, menurut
saya, itu sangatlah tidak masuk akal. Karena kalau memang mode Auto itu tidak berguna, mengapa kamera dilengkapi
mode tersebut, yang penting hasilnya, asal ga blur dan
sesuai yang kita inginkan. ^^
Ada yang mengganggap jika pakai mode Manual berarti sudah keren, padahal hasilnya belum tentu sebagus dan sekonsisten mode Auto. Saya rasa mode Auto sangat membantu saya dalam mengambil momen-momen candid,karena kalau masih mau setting-setting exposure,
momentnya jadi terlewatkan donk. Kalau momen nya disuru ulang lagi, bukan candid lagi namanya.
Rajin2 baca blog.walaupun masih pakai modenya Auto wkwkwkw. EGP dengan
perkataan orang yang ga keren ato gimana dech. Lagian,emangnya bisa ketahuan kalau saya pakai auto? Kalau nanti ditanyain data atau setting kameranya, di foto yang dihasilkan mode Auto pun ada datanya. XD
Selanjutnya, ada yang bilang karena seni. Masa pake mode Auto ga ada seninya? Seni itu apa sih? Bisa bokeh-bokeh kah? Kalau mau bokeh, kan bisa pakai lensa fix yang bukaannya besar, trus mode auto, bokeh juga kan? Atau mengambil objek dengan dekat dan bagian latarnya dibuat
cukup jauh, mode Auto juga bisa bokeh. ^^
Selang beberapa kali hunting dan baca blog saya coba pakai mode Semi Auto (Av). Ya, ga ada salahnya
mencoba. Shoot demi shoot saya lakukan, ternyata asyik juga mengubah-ngubah bukaan. Intinya, cuma disuruh jaga bukaan antara f/5 .6, f/6 .7, f/8 .0. Coba coba tiap shoot dengan ketiga bukaan itu. Meskipun dari sekian puluh shoot
cuma ada beberapa yang oke.
Dari latihan ini, ada sedikit pengertian yang saya dapatkan. Dalam mode Auto atau Semi Auto, kamera itu selalu ditugaskan untuk mencari gambar yang terang dan jelas.Dengan bukaan yang besar, kamera akan memberikan shutter speed yang cepat. Sebaliknya, jika bukaan saya perkecil, kamera akan memberikan shutter speed yang lambat. Alhasil, gambar saya tak jauh berbeda meski pakai
bukaan f/5. 6 ataupun f/8 .0.
Kemudian saya menemukan kendala, beberapa foto yang
saya ambil, saya ingin nuansanya gelap. Meski ada fitur exposure compensation, gelap atau terangnya tidak seperti yang saya inginkan, dan cukup merepotkan karena perhitungan kamera tidak dapat saya prediksikan gelap terangnya. Kalau momen yang ingin saya foto terjadi dalam waktu yang singkat, maka tidak ada satupun foto yang akan saya dapatkan jika harus mencoba-coba setiap range dari
exposure compensation. Beda posisi saja sudah akan
memberikan settingan yang berbeda. Karena kesulitan ini, saya jadi mengerti mengapa mode
Manual itu menarik untuk dipelajari. Dengan mode manual, kita dapat menentukan setting kamera. Mau gelap, mau terang, mau bokeh sampai tahap yang bagaimana pun, terserah saya. Dan saya sangat menikmatinya. Namun, kalau sudah terdesak dan butuh kecepatan tinggi untuk mengambilfoto, Auto mode on. ^^
hehehehe...
intinya sering2 sharing ajalah biar bisa jepret.
Published with Blogger-droid v2.0.2